Rindu yang tak seharusnya datang
itu, kembali.
Memenuhi ruangan dan menyesakkan
alam bawah sadar serta gumpalan darah yang kadang berkarat dan kadang tidak.
Rindu yang tak seharusnya datang
itu mulai masuk kedalam relung-relung jiwa, menggetarkan namun menyakitkan.
Semakin getaran itu kuat, semakin terasa juga kesakitan yang terasa.
Rindu yang tak seharusnya datang
itu benar-benar sudah tinggal dan bahkan menetap, menyelami setiap samudera
hati yang terkadang meluap tak terkendali, dan terkadang tenang seperti
senyapnya malam.
Tapi, rindu ini belum ada
pemiliknya, entah mencari atau membiarkan sesosok ‘pahlawan’ yang dapat
menemukannya.
Rindu ini masih milik siapapun.