Minggu, 29 Januari 2017

Bukan sekadar wacana

11 Februari 2016 Saat itu pelantikan seluruh BKKBM IIQ Jakarta, termasuk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) IIQ Jakarta di dalamnya. Saat itu, saya mewakili teman-teman untuk mengetuai LPM Kabar IIQ Jakarta. Rasanya mengemban amanah menjadi salah satu bagian dari media informasi kampus itu memang menyenangkan atau bisa dibilang terlihat menyenangkan, namun bagi saya itulah awal dari petualangan sebenarnya. Waktu berlalu, kegiatan demi kegiatan, diskusi demi diskusi yang tak kenal waktu, berbeda kepala- ada yang panas dikala dingin dan ada yang dingin dikala panas sudah kami lewati. Hingga setelah LPJ tibalah waktu liburan. Yogyakarta bukanlah sekedar wacana, tetapi direalisasikan melalui uang kumpulan yang kami sebut CIBU-CIBU, Alhamdulillah karena keuletan dan ‘keganasan’ Mbak Azzah dalam menagih Cibu-cibu akhirnya pada tanggal 22 Januari 2017 kami berangkat menuju Yogyakarta. Kami bersembilanan bertolak menuju Yogyakarta, namun karena satu dan lain hal, salah satu teman kami yang bernama Ulfi harus tertinggal kereta dan langsung menyusul pada hari itu juga. Hari-hari sebelumnya kami sudah mendaftar wisata-wisata mana saja yang akan kami kunjungi, mengingat penginapan kami hanya 1,5 km dari alun-alun kidul maka sudah pasti alkid dan malioboro tak absen untuk dikunjungi. Kereta sudah sampai di stasiun Lempuyangan, aroma keromantisan Yogyakarta sudah tercium sejak kami menginjakkan kaki di stasiun. Alhamdulillah, saya mempunyai Bude di Yogyakarta yang tempatnya tidak jauh dari stasiun Lempuyangan, maka pada malam pertama kami di Yogyakarta kami menginap di rumah bude saya. Esoknya kami menuju penginapan, nama penginapan kami adalah Deep Purple Homestay berlokasi di Gedongkiwo atau lebih tepatnya Pojok Tengah wetan Yogyakarta. Rental mobil sudah kami dapatkan, dan pada hari itu juga kami berangkat menuju pantai Baron dan Drini di Gunung kidul Yogyakarta. Kami menikmati selama perjalanan, ditemani bapak supir yang ramah dan menawarkan tempat-tempat wisata. Kami mengikuti saja karena selama di Yogya kami ingin satu hari langsung mengunjungi beberapa tempat wisata sekaligus. Pantai memang selalu menyuguhkan keindahan yang berbeda, mulai dari yang elegan, cantik, hingga terasa eksotis. Disana kami mulai mengambil gambar, meski rintik-rintik hujan menyambut kami, kami tetap senang dan bermain sesuka hati kami. Di pantai Baron, tidak terlalu lama karena ada satu pantai lagi yang akan kami kunjungi yaitu pantai Drini. Letak pantai ini memang terasa bersebelahan karena jaraknya cukup dekat. Pantai Drini memang lebih indah dan bersih dari pantai Baron, kami menyewa perahu kecil untuk dua orang secara bergantian untuk mendayung, batu karang yang besar, air yang jernih dan banyak atribut-atribut cantik yang secara sembarang berjejer di atas pasir untuk foto-foto. Ada pelajaran yang saya ambil ketika mendayung. Dalam mendayung harus tercipta kerjasama yang seirama dan jelas dalam menentukan tujuan. Walau badai menghadang (eaaaa..) walau ombak berkejar-kejaran hendak mengejar kami, namun saat itu ombak hanya menggoyangkan perahu kami dan lama-kelamaan kami menikmatinya. Selesai dari pantai Drini kami menuju Candi Prambanan, muka sudah kucel, pakaian dari basah hingga kering kami tetap lanjut menuju Prambanan. Kami begitu terpana melihat keindahan candi prambanan yang dibalut senja. Selepas dari Prambanan kami menuju alun-alun utara untuk nyicipi gudeg yang menurut bapak supirnya itu enak dan pas di lidah. Maka kami mampir sebentar untuk mengisi perut kami yang sudah keroncongan. Setelah mengisi perut, kami menuju malioboro. Meskipun sungguh sudah lelah, kami tetap dapat menikmati sajian-sajian yang ditawarkan di Malioboro, mulai dari permainan musik, dan pertunjukan lainnya. Malamnya kami menuju penginapan, rindu akan Kasur sudah begitu membuncah dan akhirnya kami terlelap. Esok paginya kami masih menikmati kota Yogyakarta dengan pergi lagi menuju malioboro, agenda hari ini memang berbelanja oleh-oleh. Meski hujan turun, kami tetap melanjutkan berburu oleh-oleh. Hingga waktu sore tiba, kami berkumpul di Nol Kilometer, pemandangan yang cantik menuju maghrib adalah ketika memandangi gedung BNI dan lalu-lalang kendaraan. Namun, kami tinggal ber-delapan, karena Ana harus pulang ke kampung halamannya di Tuban Jawa Timur pada hari itu. Setelah berkumpul kami menuju alun-alun kidul, menunaikan shalat dan kemudian bermain kembali. Kami menaiki mobil-mobilan yang nyala (kalau saya sih menyebutnya dengan odong-odong hahaha). Berdelapan kami menaiki mobil itu dengan pengemudi ka Ihwal yang harus membawa beban kami yang cukup berat ini. Satu putaran sudah cukup bagi kami, karena urat-urat kaki sudah mulai menjerit kesakitan. Kami makan malam di angkringan sekitar alun-alun, sayangnya kami tidak sempat ke pohon kembar di alun-alun karena keadaan tanah yang becek. Dan kami pun kembali ke penginapan. Esok paginya, Mbak Azzah bersiap-siap menuju stasiun Lempuyangan untuk pulang ke kampung halamannya di Tegal, Jawa tengah. Dan siangnya, Ka Ihwal, Mbak Mahyu, ka Azmi dan Amah harus kembali ke Jakarta. Hanya ada saya, ka Cici, dan Ulfi yang masih belum puas di Yogyakarta, hahahah…. Ketika mereka ber-empat menuju stasiun Lempuyangan, kami (saya, ka Cici, dan Ulfi) pergi ke Krapyak, lebih tepatnya Pesantren al-Munawwir Krapyak untuk silaturahim ke salah satu teman kami yaitu Sofwatun Nada dan juga rasa ingin tahu mengenai pesantren Krapyak itu. Baru sekitar 20 menit sampai, hujan turun dengan deras. Sangat disayangkan, karena tidak bisa keliling pesantren Krapyak dengan puas. Karena ka Cici harus menuju bandara pukul 17:00 maka kami pamit pulang. Agenda malam hari kami (saya dan Ulfi) hanya beristirahat full, mengisi amunisi untuk esok hari. Saya merasa bahagia dan bersyukur Allah masih mepertemukan saya dengan teman-teman yang baik. Salah satu teman pesantren saya di Bogor, Zein Azhar meminjamkan sepeda motor untuk berkeliling Yogya sepuasnya. Maka kami tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Kami berangkat pada pagi hari menuju hutan pinus Mangunan. Karena saya tidak bisa mengendarai motor, maka Ulfi lah yang mengendarainya dari awal hingga akhir . Medan jalan yang dibilang cukup tidak biasa, karena cukup curam dan tinggi akhirnya kami lewati. Hutan pinus Mangunan saat itu tidak terlalu ramai karena kami masih cukup pagi sampai disana. Keadaan tanahnya yang cukup becek karena hujan, namun kami tetap mengambil gambar hingga naik ke rumah pohon. Setelah tidak terasa tiga jam dilalui, kami menuju Bukit Mojo, masih di daerah Bantul. Kali ini, medan perjalannya lebiih curam dan tinggi dibanding sebelumnya, rumah-rumah yang masih sedikit, namun masih asri. Setelah memacu adrenalin, kami pun tiba. Pemandangan yang disuguhkan sungguuuh cantiiik dan menyejukkan. Setelah puas menikmatinya dengan berfoto-foto. Kami pun menuju pantai Parangtritis. Menuju parangtritis itu saya rasa cukup jauh, tapi yang membuat kami tetap menikmatinya adalah tidak adanya kemacetan yang kami temui selama perjalanan. Sampai parangtritis kami terpana, ombak-ombak yang besar saling berkejar-kejaran seakan ingin melalap mangsa didepannya. Pantai ini begitu luas dan lebar, namun tidak banyak terlihat para wisatawan berenang di pantai tersebut karena dilarang. Bagi saya, parangtritis adalah pantai yang eksotis, entah kenapa sejak pertama kali memandangnya, kesan eskotis dan seksi sudah saya rasakan, dan untuk lebih puas, kami menaiki kuda dan berjalan-jalan di pinggir pantai. senja mulai berpamitan, kami pulang. Maghrib kami tiba di Masjid Keraton Kaliurang atau biasa disebut Masjid Gede di alun-alun. Setelah menunaikan shalat, saya berpisah dengan teman saya. Ia kembali ke penginapan dan saya menuju nol kilometer untuk bertemu dengan teman dan berbelanja (lagi)  Malamnya kami tertidur dengan pulas karena esok hari kami pulang menuju rumah masing-masing. Perjalanan selama 4-6 hari ini memang begitu menyenangkan..berbagai macam kejadian kami alami dan lalui, mulai dari rasa kekeluargaan, rasa kepekaan terhadap sesama, handphone yang bermandikan ombak, pertemuan dengan teman lama, oleh-oleh yang tertinggal, bagi saya ini adalah warna-warni perjalanan kami selama ini. Sangat bahagia,,bersyukur diberikan rezeki oleh Allah berupa kalian.  Love you all teu ereun-ereun … muaaaah…
Share:

0 komentar:

Posting Komentar