Aku takut.
Entah mengapa,
setiap berdoa dan menyebut namamu, hati ini tak seyakin dulu
Tak sekuat keinginan
itu.
Aku takut.
Aku takut semenjak
aku mulai merasa setiap mengingat kejadian yang amat menyakitkan itu, itu
terkadang menjadi membuatku ragu terhadapmu. Bahkan, ketika aku mulai
menenangkan diri kalau kau dan aku akan selalu baik-baik saja pun aku masih
saja teringat akan kejadian yang sampai saat ini lukaku belum mengering.
Aku takut sekaligus
tak ingin, bila akhirnya harus tidak denganmu.
Sampai saat inipun
aku masih merasa, apapun yang kau lakukan untukku, itupun pernah kau lakukan
untuknya, dan aku sangat tak bisa menerima hal itu.
Kau tahu?
Meski waktu itu
telah berlalu, tapi luka ini masih saja belum mengering.
Meski sudah berulang
kali kau oleskan obat dan semua obat untuk mengobati luka ini, tetap saja luka
ini masih belum mengering, bahkan kerap kali tergores lagi.
Menyakitkan, bukan?
Tapi aku tetap saja
ingin denganmu, karena aku berharap kau dapat menghilangkan luka ini secara
perlahan dan dengan pengobatan terbaikmu.
Meski harus memakan
waktu yang sangat lama.
Karena aku tak ingin
, ada orang lain yang menyembuhkan luka ini. Tak ingin, kau yang harus
bertanggung jawab atas kesembuhan luka ini. Dan bukan orang lain.
Aku takkan pernah tahu
, bagaimana rasanya dapat mencintai seutuhnya tanpa harus khawatir dan takut.
Mungkin lebih baik
aku merasakannya sendirian dan tak membagi kepadamu, tak memberitahumu.
Karena itu jauh
lebih membahagiakanku.
Lukaku mungkin sudah
mengering.
Tak seperti ini.
0 komentar:
Posting Komentar