Aku menunggu dengan resah.
Pertemuan ini rasanya seperti pertama kali.
Padahal sebelumnya kita sesekali bertegur sapa dalam dunia maya.
Aku gerah, mataku merah. Kelelahan setelah seharian memanjakan mata.
Tapi, rasa lelah itu tergantikan dengan senyumanmu dalam menyapaku.
Kita sudah bertemu.
meski sungguh tidak yakin dengan keadaan diriku yang tidak ada persiapan apapun, dandan tidak, baju kumel, dan persiapan isi percakapan, aku sama sekali tak menyiapkannya. Begitu apa adanya bertemu denganmu.
Aku mencoba untuk menyamankan diriku senyaman mungkin.
Bertemu denganmu harusnya menjadi hal yang biasa saja, tapi tempat dan waktu yang menjadikannya tak biasa.
Percakapan terasa sedikit canggung (bagiku), karena aku tak menyiapkan apapun untuk berbincang denganmu. Sangat berbeda denganmu yang sepertinya terbiasa berbicara penuh dengan makna. Aku seperti dihadapkan pada tumpukan buku, mendengarkan dengan seksama seperti membaca sekaligus memahami kata demi kata yang terucap.
Aku lebih banyak mendengarkan, memerhatikan caramu berbicara meski sesekali aku membalas dengan anggukan atau dengan perkataan juga.
Malam itu, di kota pelajar begitu ramai, terlebih di Malioboro, mungkin semakin malam semakin ramai, dan pembicaraan semakin sedikit, lebih banyak menikmati malam.
Aku, mulai menyusuri jalan sepanjang Malioboro melihat-lihat (lagi) apa yang sudah aku lihat dua hari sebelumnya.
Dan pertemuan kita selesai, selebihnya kata-katamu yang menemani hariku di kota itu.
21/04/17.
Sabtu, 22 April 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar