Minggu, 27 November 2016

Menyoal izin yang belum diraih

Ketika aku menyatakan bahwa ada kalam yang ingin ku genggam, aku lupa. Aku hanya sebatas mengatakannya saja, tak meminta izin dulu kepada pemiliknya. Dengan fasih, aku berdoa untuk diriku sendiri saja. Tanpa berfikir apakah izin nya sudah kuraih atau belum. Egois, tanpa meminta izin aku mulai belajar menggenggamnya. Proses itu aku selalu lupa bahwa aku belum meminta izin kepada yang memiliki kalam tersebut. Maka ketika aku sedang semangat ataupun sebaliknya, aku hanya berdoa untuk diriku sendiri, lupa tujuanku untuk apa, lupa genggaman itu harus ku genggam selamanya, lupa. Karena kini aku sadar, menggengamnya merupakan suatu awal yang tiada akhirnya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar