Kamis, 06 November 2014

Yang Tak Seharusnya Datang



Rindu yang tak seharusnya datang itu, kembali.

Memenuhi ruangan dan menyesakkan alam bawah sadar serta gumpalan darah yang kadang berkarat dan kadang tidak.
Rindu yang tak seharusnya datang itu mulai masuk kedalam relung-relung jiwa, menggetarkan namun menyakitkan. Semakin getaran itu kuat, semakin terasa juga kesakitan yang terasa.
Rindu yang tak seharusnya datang itu benar-benar sudah tinggal dan bahkan menetap, menyelami setiap samudera hati yang terkadang meluap tak terkendali, dan terkadang tenang seperti senyapnya malam.
Tapi, rindu ini belum ada pemiliknya, entah mencari atau membiarkan sesosok ‘pahlawan’ yang dapat menemukannya. 

Rindu ini masih milik siapapun.
Share:

Selasa, 21 Oktober 2014

Lampau

Ketika ada seseorang yang bertanya kepadaku, apakah aku mengenalimu?

Aku jawab “tidak”
“bukankah kalian pernah bersama, masa kau tak mengenalinya?” ia bertanya kembali.
Aku akan tetap menjawab “aku tak mengenalinya”

‘Karena aku pernah kehilangan dirinya, dan itu membuatku tak mengenali apapun tentang dirinya. Ketika ia datang kembali, ia datang tidak seperti pertama kali aku bertemu dengannya, seperti orang asing yang pernah datang lalu menghilang kemudian datang lagi’

“sungguh kau tak mengenalinya?” iya tetap bersikeras.
Aku menoleh, mataku menatap tajam mata si penanya itu. Apakah kau tak paham?!
“aku sungguh tak mengenalinya!”
Karena dengan tak mengenalinya, aku tak perlu bersusah payah mengingat pernah bersama, pernah memiliki perasaan. Karena aku tak mengenalinya.
“aku sungguh tak mengenal apapun, tak tahu apapun, apa yang pernah terjadi dengannya, tak mengetahui apapun kebahagiaan yang pernah dirasakannya begitu pula dengan kesedihannya”
Karena, aku tak mengenalinya dan berharap tak akan ingat kembali.
“tapi kau tak bisa begitu!” tegas penanya tersebut.
Aku menoleh, ‘maksudmu?’
“sekeras apapun kau berusaha untuk tak mengenalinya, ingatan itu terus ada, dia akan tetap, dan selalu mengingatmu. Meski kau menarik diri, kau telah jatuh dan berusaha bangkit, berjalan meski tertatih, ingatan itu akan terus ada”
“tetap saja,aku tak mengenalinya!” aku tetap bersikeras.
Kudengar suaranya bergetar, seperti hendak mengeluarkan semua beban yang ada di pikirannya, juga perasaannya.


##
Sosok itu tak akan pernah tau keadaan wanita itu sebenarnya, yang ia tau, ia baik-baik saja.
Kalau saja perempuan itu tau, ia pun pernah merasakan kesakitan yang amat dalam, terkadang masih terasa. Meskipun, tak ia tunjukkan kepada wanita itu. Wanita yang ia sayangi.
Share:

Semu




Kalau semuanya terlihat baik-baik saja,
Itu salah
Kalau semuanya terlihat bahagia,
Itu tidak benar.
Kalau semuanya seperti apa yang kalian idam-idamkan,
Percayalah,itu semua tidak benar.
Tertawa, bahagia, bergembira,
Itu semua semu.
Karena nun jauh disana,
Ada sesosok yang terus memperhatikanmu,
Sambil terus menangis.
Share:

Kamis, 16 Oktober 2014

unlimit..



Aku takut.

Entah mengapa, setiap berdoa dan menyebut namamu, hati ini tak seyakin dulu
Tak sekuat keinginan itu.
Aku takut.
Aku takut semenjak aku mulai merasa setiap mengingat kejadian yang amat menyakitkan itu, itu terkadang menjadi membuatku ragu terhadapmu. Bahkan, ketika aku mulai menenangkan diri kalau kau dan aku akan selalu baik-baik saja pun aku masih saja teringat akan kejadian yang sampai saat ini lukaku belum mengering.
Aku takut sekaligus tak ingin, bila akhirnya harus tidak denganmu.
Sampai saat inipun aku masih merasa, apapun yang kau lakukan untukku, itupun pernah kau lakukan untuknya, dan aku sangat tak bisa menerima hal itu.

Kau tahu?
Meski waktu itu telah berlalu, tapi luka ini masih saja belum mengering.
Meski sudah berulang kali kau oleskan obat dan semua obat untuk mengobati luka ini, tetap saja luka ini masih belum mengering, bahkan kerap kali tergores lagi.
Menyakitkan, bukan?
Tapi aku tetap saja ingin denganmu, karena aku berharap kau dapat menghilangkan luka ini secara perlahan dan dengan pengobatan terbaikmu.
Meski harus memakan waktu yang sangat lama.
Karena aku tak ingin , ada orang lain yang menyembuhkan luka ini. Tak ingin, kau yang harus bertanggung jawab atas kesembuhan luka ini. Dan bukan orang lain.

Aku takkan pernah tahu , bagaimana rasanya dapat mencintai seutuhnya tanpa harus khawatir dan takut.
Mungkin lebih baik aku merasakannya sendirian dan tak membagi kepadamu, tak memberitahumu.
Karena itu jauh lebih membahagiakanku.
Lukaku mungkin sudah mengering.
Tak seperti ini.
Share:

Minggu, 05 Oktober 2014

flash back

 
Assalamu'alaikum

hei blog, apa kabar... udah lama yah nggak diisi sama ketikan amatiran aku, maklumlah mahasiswa baru, jadi masih so' so' an sibuk ama tugas hehehe
dan sekarang aku kembali.... yeeee taraaa :D
jadi semangat nulis setelah kemarin liat ada sayembara menulis, jadinya gini deh pas banget ada inspirasi.
dan inspirasinyaaa .. begini ceritanya...
 
 
 
***
 
alunan musik itu sepertinya aku kenal, tapi tunggu, seperti alunan yang sudah tak asing, namun aku sudah jarang mendengarkannya.
ketika aku berada di pusat perbelanjaan, seketika aku berhenti melihat-lihat pakaian, ketika lirik lagu itu mulai berputar, tiba-tiba lemas dan ribuan cairan ingin keluar dari mataku ini.
ya, dan itulah lagu Yogya.
bukan, bukan liriknya yang aku sedihkan, tetapi munculnya lagu itu dan kejadian seiring lagu itu sering aku dengarkan.
sekitar 3 tahun yang lalu tepatnya, ketika anak gadis seperti aku mulai diuji dengan bermacam-macam kejadian, termasuk urusan perasaan.
ketika aku dikejutkan dengan hal-hal yang akupun tak akan pernah menyangka hal seperti itu, dan kejadian yang amat menyakitkan itu memang pernah terjadi.
kejadian kehilangan seseorang, yang kala itu pernah mengabarkanku akan meneruskan jenjang studinya ke daerah jawa, dan yogya lah tempat yang ingin disinggahinya.
tapi tahukah kalian?
dia akan meneruskan jenjang studinya pun, bersama seseorang yang memang akan meneruskan studinya di daerah jawa.
rasanya memang berlebihan, tapi itulah rasanya perasaan anak gadis itu ketika mengetahui hal tersebut pernah hampir terjadi.
meskipun, saat ini semua itu tak terjadi.
 
Pulang ke kotamu
ada setangkup haru dalam rindu
masih seperti dulu tiap sudut menyapaku
bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
saat kita sering luangkan waktu
nikmati bersama suasana jogja
Di persimpangan langkahku terhenti
ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera
orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
seiring laraku kehilanganmu
merintih sendiri ditelan deru kotamu
Walau kini kau tlah tiada, tak kembali
namun kotamu hadirkan senyummu abadi
izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi
bila hati mulai sepi tanpa terobati
Musisi jalanan mulai beraksi
seiring laraku kehilanganmu
merintih sendiri ditelan deru kota
Walau kini kau tlah tiada, tak kembali
namun kotamu hadirkan senyummu abadi
izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi (untuk selalu pulang lagi)
bila hati mulai sepi tanpa terobati (bila hati mulai sepi tanpa terobati)
Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi (izinkanlah lagi)
bila hati mulai sepi tanpa terobati (selalu pulang lagi, selalu pulang lagi)


 let's write! :D
Share: