Namaku Syahdu.
Kata ayahku
,konon dahulu ia ingin memiliki ketenangan dan kenikmatan, juga kekhidmatan.
Selama hidupnya ia selalu merasa bising dengan keadaan sekitar yang tak pernah
selaras dengan kehidupannya, maka ketika ia memiliki seorang anak, yaitu aku.
Ia menamakannya syahdu.
Ibuku seorang
wanita yang sangat lembut dan sangat taat. Maka ketika ayah menikahi ibu ia
sudah mendapatkan setengah ketenangan dari kehidupannya, dan menjadi genap
ketika aku lahir.
Tapi meski
begitu, hidupku tak se-syahdu namaku.
Aku memiliki
kepribadian yang sangat jauh dengan arti namaku, aku yang tak bisa diam dan
sangat menyukai tantangan tidak menyukai hidup yang statis yang hanya taat pada
hal-hal yang lurus-lurus saja. meski
begitu kata ayah ia tetap merasakan ketenangan ketika melihatku.
Tapi ada sisi
lain yang sudah lama aku rasakan dari jiwaku, jiwaku sangat menyukai sepi,
selalu bercakap-cakap ketika selesai dari petualangan2 yang aku lalui.
Terkadang aku di ajak untuk perang dan beradu argumen. Aku pun tidak mengerti
kenapa begitu riuhnya jiwaku ini.
0 komentar:
Posting Komentar