Sabtu, 24 Februari 2018

Desember- Januariku

Pergantian tahun selalu menjadi hal yang ditunggu bagi sebagian orang. Bermacam evaluasi hingga resolusi sudah disusun sedemikian rupa. Cara merayakannyapun beragam dari hening hingga hingar bingar. Termasuk aku, 3 tahun terakhir ini aku belum sepenuhnya menyadari -menanti pergantian tahun 2 tahun terakhir- karena ditahun pertama aku tak menanti apa yang akan terjadi. 2 tahun terakhir aku menanti, hanya memberikan kesempatan untuk setiap kejadian yang akan menghampiri. Meski aku tahu akhirnya akan seperti apa, dan pasti hanya sementara saja. Aku membiarkan semuanya mengalir, meski tetap pada ketetapan dan pendirianku. Mungkin ini yang menjadikan semuanya sementara. Atau mungkin, aku yang terlalu mendramatisir setiap keadaan, menerka, kebahagiaan yang cepat dan terlalu menikmati. Aku tak pernah benar-benar mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya mengiringi perjalanan hidupku. Pelajaran membekas setelah itu,yang seharusnya menjadi pertimbanganku kini dan nanti. Terlalu positif merespons apapun yang terjadi membuatku terlalu naif dan lugu. Atau terlalu negatif, seperti tak memberi ruang berekspresi. Pada akhirnya, apapun yang terjadi aku (berusaha) paham pola, aturan, alur bahkan permainan yang akan terjadi. Percayalah, aku bukan seperti yang kalian bayangkan atau lihat. Aku jauh dari seperti yang kalian duga. Desember-Januariku semoga kalian tabah, setabah Bulan Juni.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar